body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Tuesday 31 March 2015

Kapan wanita bisa masuk syurga?

Kehidupan di dunia ini  tidak memang sudah ditentukan segalanya. Orang tidak akan bisa baik tanpa peraturan yang sudah dibuat, karena memang sifat manusia mengikuti hawa nafsunya, sedangkan hawa nafsu selalu mengarah pada keburukan. Kita musti banyak berfikir, apa yang cocok sebagai aturan selama kehidupan ini berlangsung. Sebuah aturan yang jika dipakai untuk semua orang pas dan cocok. Mereka tidak merasa keberatan atau pun kesulitan dalam melangsungkan hidupnya di dunia ini. Sebuah aturan yang bersifat universal dan holistik. Aturan itu tidak lain dan tidak bukan adalah Al-qur'an. Kitab ini memang sudah di desain sedemikian rupa sehingga pas untuk diterapkan
bagi manusia seluruh bumi. Membawa kemanfaatan dan kebaikan untuk seluruh alam. Ini sebuah undang-undang yang memang telah disiapkan oleh Sang Maha pencipta untuk makhluq ciptaanNya. Manusia tidak akan menjadi baik tanpa Al-qur'an. Jika seseorang meninggalkan aturan dari Al-qu'an maka sudah bisa dipastikan hidupnya akan bertabrakan dan berbenturan terhadap masalah-masalah yang dia jumpai sehingga tidak sampai pada tujuan semestinya. Syurga, dimana terdapat kesenangan yang kekal abadi. Maka pentinglah ilmu atau aturan yang tertera dalam Al-quran itu dikaji.

baca juga : Memahami untuk memaklumi

Nah, permasalahan yang mungkin sering kita hadapi, dalam hal ini membahas tentang seorang wanita adalah sebagai istri. Telah ditentukan dalam Alqur'an dan didukung dengan hadits Nabi soal seorang wanita. Bahkan Allah mengkhususkan sebuah surat yakni surat An-Nisa yang artinya wanita. Sudah menjadi kodratnya seorang wanita itu hamil, melahirkan, mendidik anak dan membantu suami dari belakang (menyiapkan keperluan suami). Didalam Islam, telah diatur bahwa ada ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan sebagai seorang istri. Ada hak dan ada pula kewajiban. Kewajiban suami adalah hak nya istri dan begitu pula sebaliknya. Dalam sebuah hadits Nabi menjelaskan bahwa ada beberapa ciri istri yang baik diantaranya, jika kamu melihatnya merasa senang, jika kamu perintah taat, dan jika kamu tinggal menjaga diri, hartamu (tidak menghianatimu). Dilain hadits juga disebutkan bahwa jika seorang istri bisa melakukan 4 hal, maka ia bisa masuk syurga. Apa 4 hal itu? Taat kepada suami selama benar, menjaga sholat wajib 5 waktu, puasa romadhon dan menjaga diri (tidak berkhianat pada suami) maka ia akan masuk syurga. Begitulah Rasulullah memberi petunjuk. 

Jika ada masalah dalam kehidupan berkeluarga sehingga membuat seorang istri merasa kebingungan dan merasa kurang nyaman maka perlu dicari masalahnya secara obyektif. Obyektifitas disini adalah sebuah kejujuran. Jika ia memang salah, maka haruslah diakui bahwa dirinya memang salah dan mengakui kebenaran yang ada. Karena sebuah kejujuran akan menjadi sebuah jalan menuju pintu keluar. Namun jika terjadi sebuah masalah dan saat mencari penyelesaiannya tidak jujur maka justru akan menemui masalah baru yang jauh menyimpang dari tuntunan dan jelas akan bersemayam rasa tidak nyaman dalam hati. 

Bagi seorang wanita meninggalkan rumah dalam waktu lama tanpa alasan yang dibenarkan agama adalah sebuah kesalahan. Jika kesalahan ini diberlanjutkan, maka dibelakang hari akan menemui sebuah kesempitan hidup, karena dari awal sudah tidak sesuai dengan tuntunan yang dibenarkan. Apakah kepergiannya tersebut atas ijin suami atau tidak? apakah suami ridlo atau tidak? Jika masing-masing manusi bertindak atas pola pemikiran masing-masing maka sudah suatu keniscayaan jika masalah tak berujung terus mengikuti. 

Seorang wanita jika suaminya ridlo terhadap dirinya maka ini sebuah jalan masuk syurga baginya. Jika hal ini betul-betul dipahami oleh masing-masing individu baik laki atau perempuan, maka konflik keluarga akan bisa diminimalisir. 

Aturan dalam Islam sudah jelas, jika seorang anak perempuan sudah menikah, maka ia wajib berbakti kepada suaminya, bahkan jika orang tuanya membutuhkannya maka ia harus meminta izin dulu pada suami anak perempuaannya tersebut (menantunya). Namun bagi seorang anak laki-laki maka ia mempunyai kewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Jika masing-masing menempatkan diri pada posisinya insyaallah akan berjalan lancar.
Demikian sedikit ulasan yang bisa saya sharing kan pada para pembaca sekalian. Semoga bermanfaat. Salam sukses bagi kita yang mau berusaha!

baca juga : Istri sebagai juru kunci

No comments:

Post a Comment