body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Thursday 30 April 2015

Bekerjalah dan jangan meminta-minta

Setiap manusia dilahirkan sudah membawa bekal.  Masing-masing diberi Allah modal awal untuk bekal hidup. Ia sudah disiapkan Tuhannya untuk bisa berubah, tidak tetap (statis). Adapun nasib manusia ditentukan oleh dirinya, seberapa jauh ia berusaha untuk dirinya dan seberapa jauh kemampuan diri untuk mengendalikan nafsunya. Semakin bisa mengendalikan hawa nafsunya maka semakin ia semakin kuat. Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits, Orang yang paling kuat diantara kamu adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dalam hadits lain mengatakan, perang yang paling besar adalah perang melawan hawa nafsu. Sehingga bagi siapa yang ingin menjadi kuat, maka lawanlah terus hawa nafsu dalam diri tersebut maka ia akan menjadi kuat.
Dalam hal ini saya akan membicarakan tentang orang Islam yang kuat. Kuat disini bisa diartikan kuat segala-galanya, kuat dalam hal harta (kaya), kuat melawan hawa nafsu / kuat imannya dan kuat fisiknya. Inilah salah satu ajaran Islam yang memotivasi umatnya untuk bisa lebih bermakna dalam kehidupan ini. Kenapa Islam bisa berjaya pada waktu dipimpin oleh Rasulullah dan para sahabat beliau sepeninggalnya? Itu karena ajaran yang ditanamkan pada ummat nya betul-betul diamalkan. Saat seseorang berusaha mengamalkan Islam dengan sungguh-sungguh disitulah Allah memberikan hikmah, pertolongan kepada hambaNya. Salah satu contoh ajaran Islam yang memotivasi diri adalah keutamaan bekerja.

Mencari Harta dengan cara yang baik (Halal)

Dalam Islam mengajarkan untuk tidak bekerja dengan menghalalkan segala cara, namun kita dianjurkaan mencari harta dengan jalan yang halal. Harta yang kita dapatkan dengan jalan haram tidak akan membawa berkah dan bisa-bisa membawa bencana. Seseorang tidak akan masuk syurga selama dalam dirinya mengalir darah haram, maksudnya makanan yang dia makan uang untuk membelinya dicari dengan jalan haram, maka ia tidak akan masuk syurga. Selain itu jika anak dan istrinya diberikan harta (uang) yang haram maka sudah bisa dipastikan keluarganya tidak akan hidup tentram. Setiap hari pasti ada keributan, anak-anaknya nakal dan tidak mau patuh pada orang tua, istri pun demikian. Seorang istri yang seharusnya taat pada perintah suaminya, karena makan harta haram maka sifat tunduk pada suaminya lama-lama akan luntur. Itu salah satu efek dari memakan harta yang memperolehnya dengan jalan haram. Seperti merampok, mencuri, merampas hak orang lain, menipu dan segala macam jalan buruk lainnya. Ini salah satu hikmah yang diajarkan dalam Islam.

Karunia Allah itu luas, maka carilah kemanapun, jangan hanya tinggal diam di rumah

Selain mencari harta dengan jalan yang baik, Islam juga mengajarkan untuk bergerak kemanapun rejeki itu ada. Tidak harus di daerah tempat tinggalnya, artinya Islam memberikan kebebasan kepada umatnya untuk mengeksplore dirinya dan membuka wawasan agar bisa mendapatkan rejeki yang bertebaran di bumi ini. Hal ini mengajarkan umatnya untuk tidak berfikir picik. Malah jika seseorang hanya berdzikir terus di dalam masjid padahal waktunya bekerja mencari karunia Allah, itu sudah termasuk sikap yang salah. Ada waktu-waktu tersendiri dalam mengerjakan aktivitas. Islam mengajarkan untuk bekerja keras, waktunya bekerja ya bekerja, waktunya sholat ya sholat, waktunya berdzikir ya dzikir, semuanya ada waktu-waktunya.

Memberi makan keluarganya dengan tangannya sendiri

Rasullullah Muhammad saw telah mengajarkan sikap perwira kepada umatnya. Sebaik-baik pekerjaan adalah yang dilakukan dengan tangan sendiri, mendapat rejeki dengan tangan sendiri bukan dari orang lain (meminta-minta / dikasih). Seseorang yang memberi makan dirinya, keluarganya, anaknya dan pembantunya dengan tangan sendiri dihitung sebgai sedekah. Dalam hadits lain menyebutkan bagi siapa yang bekerja mencarikan nafkah keluarganya dengan jalan yang halal maka ia termasuk jihad fi sabilillah. Seseorang akan termotivasi untuk bekerja mencarikan nafkah keluarganya karena itu diyakini itu suatu jihad fi sabilillah dari pada bergantung pada orang lain. Lakukan sendiri, ini akan lebih puas terhadap diri sendiri dan lebih perwira dimata muslim lainnya.

Jangan meminta-minta

Orang Islam seharusnya pantang untuk meminta-minta. Tangan yang diatas lebih baik dari tangan yang dibawah. Maksudnya memberi lebih baik dari pada menerima. Sudah seharusnya ini dijadikan motto dalam kehidupan kita. Ditanamkan dalam mental anak-anak kita. Jangan sampai kita dikasihani apalagi meminta-minta pada orang lain. Dalam hal ini mentalnya diperkuat, hal ini sama saja artinya dengan harus giat bekerja dan harus kaya. Sehingga kehidupan kita bisa bernilai dan bermanfaat untuk orang lain. Tidak hanya tergantung dengan orang lain. Dengan orang memahami semacam ini, maka secara otomatis citra Islam akan naik. 
Meminta-minta sama artinya mengumpulkan bara api neraka dalam perutnya jika ia mampu untuk mendapatkan apa yang diminta tersebut. Dan jika umat Islam melaksanakan ajaran Islam dengan benar dan sungguh-sungguh maka tidak akan dijumpai orang yang meminta-minta. Karena jika dia minta itu tergolong orang fakir miskin dan berhak menerima zakat, bukan ia harus meminta-minta tapi memang sudah dipikirkan orang-orang yang mampu di kalangan mereka. Dan setiap orang ada kewajiban mengeluarkan zakatnya, sehingga tidak ada yang meminta-minta.  Begitu bagusnya ajaran Islam kepada umatnya, dan masih banyak lagi mengenai keutamaan bekerja yang Islam ajarkan, namun tidak saya utarakan satu persatu disini.
Selama ini Indonesia tercatatat sebagai negara dengan penduduk nya sebagian besar adalah umat Islam. Namun banyaknya jumlah tidak menunjukkan kwalitas mereka. Bisa dilihat para penduduknya lemah dalam mental, hal itu disesbabkan mereka tidak mau mengamalkan ajaran Islam yang sebenarnya dengan baik. Banyak orang Islam yang keadaanany seperti buih di laut, terombang-ambing dan mudah di provokasi. Andai saja setiap orang menyadari dan memahami bahwa Islam itu harus bersumber dari Alqur’an dan Sunnah nabi maka ia akan selamat. Namun sayang, kebanyakan orang Islam di negara ini lebih suka belajar Islam dari makelar, dari rahib-rahib mereka, sehingga banyak yang dikurangi dan terkadang juga ditambah-tambahi. Hal inilah yang menyesatkan, ayo lebih cerdas lagi kawan, jangan mudah dibodohi oleh orang, mari pelajari sumber Islam yang sesungguhnya, belajarlah dari Alqur’an dan Sunnah Nabi yang sudah ditetukan ketetapannya, insyaallah tidak mudah terprovokasi dan hidup juga lebih damai dan berarti.

Semoga artikel ini bisa memberi motivasi pada diri kita terkhusus pada diri penulis untuk lebih giat bekerja (kalau perempuan bekerja membantu suami dan menjaga keutuhan rumah tangganya), insyaallah juga akan menghitungnya sebagai pahala. Semoga kekal disisiNya, amiin.

baca juga : Memahami Usaha Kecil

No comments:

Post a Comment