body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Wednesday 8 April 2015

Perbedaan Orang Tua dan Anak Muda

Zaman semakin maju dan berkembang. Namun fenomena yang terjadi terutama di bumi Indonesia, berbanding terbalik dengan sumber daya manusianya. Banyak kejadian anak dibawah umur melakukan hal-hal yang tidak manusiawi. Banyak berita yang tersebar di layar kaca menyiarkan mengenai perilaku mereka yang tidak mengenal adab. Semakin majunya zaman, semakin maju juga teknologi yang ada namun semakin menurunnya adab atau tata krama dari masing-masing individu. Karena semakin mudahnya akses internet masuk dan sampai pada masing-masing individu termasuk anak dibawah umur, yang akibatnya mereka para anak-anak yang belum tahu apa-apa menelan mentah-mentah informasi yang dia dapat tanpa mempertimbangkan akal sehat yang belum begitu matang layaknya orang dewasa. 

Mengendarai sepeda motor misalnya, saya percaya memang bukan suatu hal yang sulit untuk mengendalikan sepeda motor, bahkan lebih sulit dari pada belajar naik sepeda dan saya yakin ini sangat mudah bagi anak kelas 4 SD. Apalagi sepeda motor bukan suatu barang langka melainkan sudah menjamur dikalangan masyarakat bawah dikarenakan sangat mudah untuk mendapatkannya, yakni dengan sistem kredit. Namun mereka para anak muda yang usianya masih dibawah standar pengendara motor belum mempunyai tangguh layaknya orang dewasa.  Insting mereka belum kuat, akal mereka masih lemah dan perasaan mereka belum terasah.  Hal ini akan fatal akibatnya, mereka hanya bertindak berdasarkan pemikiran dangkal tanpa perasaan dan ketangguhan. Intinya tidak bisa seperti orang yang sudah dewasa, dala hal apapun. Mungkin mereka merasa sudah mengetahui segalanya.
Anak muda memang mempunyai semangat yang tinggi yang tidak dimiliki oleh orang tua, namun saat melakukan sebuah tindakan dan pengambilan keputusan yang menjadi kontrol adalah orang tua. Orang yang lebih muda belum mampu berfikir secara bijaksana dan mendalam karena kalah pengalaman sehingga ia akan bertindak gegabah, beda dengan yang tua yang sudah banyak mengenyam asam garam sehingga penuh pertimbangan dan mantap dalam memutuskan suatu perkara. Keduanya perlu dikombinasikan agar mendapat hasil yang baik. Bagaimanapun, anak muda belum pernah merasakan seperti yang pernah dialami oleh orang tua, sedang orang tua pernah merasakan bagaimana dulu saat muda. Hal ini musti disadari oleh masing-masing kita untuk sekadar memberikan rasa hormat kepada mereka yang lebih tua.
Namun semua itu bukanlah suatu hal yang mutlak.  Ada juga orang tua yang tidak banyak pengalaman, sehingga mereka tidak mampu memberikan arahan kepada anaknya atau yang lebih muda darinya. Ini bukan suatu masalah, tetap kita hormati. Ada juga, semangat muda yang seharusnya dimiliki oleh anak muda tidak ada pada anak muda, itu karena ada suatu hal yang merubahnya, dan hal itu banyak faktor penyebabnya. Yang paling baik adalah, orang muda yang memiliki semangat muda dan dikombinasikan dengan ilmu yang ia miliki. Anak muda yang selalu mengedepankan ilmu dalam bertindak, akan selamat meski ia tidak bisa mengambil keputusan waktu itu. Dengan ilmu itu wawasannya akan semakin luas sehingga tetap akan menjadi kontrol dalam setiap langkahnya. Ilmu lah yang akan menuntunnya dan akan menambah pengalamannya secara nyata. Anak yang dibesarkan dalam kondisi sulit, susah, rekoso dan masih tetap bisa terkontrol dengan baik, maka ia akan tumbuh lebih cepat dewasa dan matang dalam banyak hal. Jika ketika usia muda ia sudah banyak mengenyam ilmu dan pengalaman maka kemanfaatannya akan semakin besar. Ini adalah suatu nilai plus.
Kemanfaatan seseorang merupakan indikator seberapa berkwalitasnya orang tersebut. Tidak hanya itu saja, manfaat untuk orang lain tidaklah cukup melainkan juga memastikan kondisi dirinya selamat, maksud saya selamat dunia dan akhirat dengan jalan menjadi orang Islam. Selama kita menjadi orang Islam, segala kebaikan yang kita dapat akan ditulis sebagai pahala disisi Allah. Namun jika orang kafir, sebaik apapun dia, seberapa besar manfaatnya dan sekalipun orang banyak membicarakan kebaikannya namun ia tetap tidak akan ada nilainya disisi Allah dan pada akhirnya ia akan dimasukkan ke dalam neraka, yang kekal abadi.
Dengan memetakan kenyataan dari sebuah angan-angan maka akan mebuat diri kita semakin mantap untuk mengerjakan amalan-amalan yang kita pandang baik, tentunya setelah disesuaikan dengan Alqur’an dan sunnah Rasul. Mulai lagi menempatkan diri berdasarkan peran masing-masing. Menetapkan tujuan semula lalu mengejarnya dengan melakukan usaha sekuat tenaga. Allah akan menolong hambaNya selama ia mau menolong saudaranya. Mungkin demikian dulu ulasan yang saya tuliskan, semoga artikel ini membawa manfaat terutama untuk diri saya sendiri dan umumnya pada pembaca budiman. Salam sukses dari saya untuk yang mau berusaha.

baca juga : Sikap Apa yang Musti kita Tunjukkan

No comments:

Post a Comment