body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Thursday 7 May 2015

Menyiapkan Generasi Selanjutnya

Seorang anak lahir dari kedua orang tua. Itu sudah pasti, right?? Ada ayah dan ibu yang akan memberikan rasa aman di dunia barunya. Saat masih bayi baru lahir, ia memasuki dunia baru, dunia dimana tidak sehangat dan senyaman dalam perut ibu. Yang ia butuhkan saat pertama lahir adalah rasa aman. Dekapan seorang ibu, sentuhan kehangatan ibu sangat ia butuhkan dimasa kecilnya. Ia perlu membangun rasa percaya diri bahwa di dunianya yang baru akan ada pelindung dan penjaga untuk dirinya dari bahaya yang mengancam. Disinilah orang tua berperan untuk tahap awal. Memberikan rasa aman dan rasa percaya bahwa dirinya ada yang menjaga. 

Selanjutnya, saat anak mulai tumbuh, perasaan yang dibutuhkan juga masih sama, rasa percaya diri untuk bisa melakukan aktivitas dalam dunianya. Peran orang tua disini adalah memberikan pengajaran, mendidik dan mengertikan si anak tentang hal mana yang baik dan hal yang buruk, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Jika masih dalam tahap awal dimasa kehidupan, anak sudah dituntut untuk mengerti layaknya orang tua maka akan mengalami gangguan di masa dewasanya. Itu pasti, karena perasaan yang seharusnya didapatkan pada zamannya terabaikan sehingga ia ingin memenuhi yang demikian di usianya sekarang. Ini pendapat saya. 

Mempersiapkan sejak dini memang musti terlintas dalam diri masing-masing orang tua. Mau diarahkan kemana anak di usia dewasanya nanti. Kebanyakan orang tua menganggap bahwa masih kecil tidak usah terlalu diperhatikan pendidikannya, yang terpenting di nanti di usia dewasanya nanti. Persepsi semacam ini salah, justru dari kecil sudah mulai diperhatikan pendidikannya, dipilihkan dengan pendidikan terbaik. Jika berbicara tentang pendidikan yang terbaik, sebagai umat Islam kita wajib berkiblat pada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Beliau sudah memberikan contoh bagaimana mendidik anak di usia yang masih dini. Jangan terlalu dibebani dengan beban yang berat yang dia belum mencapai tahapan dalam berfikirnya. Ajari anak supaya mandiri pilihkan mana yang baik untuk dirinya sesuai Alqu'an dan sunnah Nabinya.
Saat ini saya merasa perlu memperbaiki sistem pengajaran saya pada anak saya. Memang anak sangat mudah menirukan orang tuanya, maka disini keteladanan sangat dibutuhkan untuk pembentukan karakter anak. Karakter anak dibentuk dari kebiasaan dirinya. Selain keteladanan, memasukkan ilmu pada anak itu perlu. Dalam hal ini adalah hafalan yang paling pas sebagai metode yang sesuai dengan anak. Kembali lagi sebagai umat Islam, kita mempunyai alqur'an. Ini lah kesempatan bagi para orang tua untuk menjadikan anaknya sebagai penghafal qur'an.

baca juga : Memilih Sekolah Berkwalitas

Pentingnya Menghafal Alqur'an

Menghafal alqur'an diusia dini, sama sekali tidak membebani kerja otak anak. Justru sebaliknya, anak akan lebih cerdas dan lebih matang dibanding dengan anak lain seusianya yang tidak diberi hafalan qur'an sama sekali. Banyak para pakar pendidikan yang menganjurkan untuk tidak membebani kemampuan kognitif anak di usia dini. Hal ini lain Bunda, hafalan dengan membaca, menulis dan berhitung (calistung) beda. Anak usia 4 tahun sudah hafal 12 surat pendek, umpanya... surat-surat pendek dalam alqur'an tentunya, kenapa dia bisa hafal? karena dia dengar setiap hari, menghafalpun tidak ada paksaan sama sekali. Hafal karena telinga sering mendengar dan otakpun merespon dengan baik. Beda jika orang tua / guru sudah mengajarkan membaca. Ketrampilan ini membutuhkan kerja otak yang lebih. Mengingat, mengenali banyak huruf dan mengkombinasikan kedua huruf yang berbeda sehingga berbunyi kata yang berbeda pula. Ini sudah kemampuan kognitif tingkat tinggi, jelas anak belum tahapannya untuk diajarkan dibawah usia 5 tahun. 
Maka Ayah Bunda, latih kemampuan kognitif anak sedini mungkin dengan menghafal alqur'an, metodenya cukup mudah yaitu dengan memperdengarkan setiap hari bacaan qur'an nanti lama-lama anak hafal. Ajari dari yang mudah-mudah dulu dan tingkatkan rasa percaya dirinya dengan selalu memberikan reward saat ia mencapai keberhasilan dalam melakukan sesuatu yang kita inginkan. Jika anak diusia dini sudah banyak hafalan qur'an maka diwaktu besarnya insyaallah lebih baik dibanding dengan yang lain, secara emosional. Ini salah satu mukjizat alqur'an bagi yang membacanya.

Mendidiknya sesuai contoh Rasulullah

Banyak kalangan para pendidik memberikan kurikulum yang sangat banyak kepada anak kecil. Inilah itulah, dan lain sebagainya. Ini terkesan sangat ribet dan guru pun merasa kewalahan dengan menerapkan kurikulum yang telah disiapkan tersebut. Rasulullah Muhammad saw sangat sederhana dalam mendidik anak. Beliau menganjurkan pada orang tua untuk melatih anak-anak mereka memanah, berenang dan berkuda. Secara tidak langsung, perintah itu mengandung pesan untuk mempersiapkan generasi tangguh. Seorang prajurit yang berani dan tangguh. Dalam hadits lain juga menyebutkan ajari anakmu untuk bergulat. Jika ditilik lebih jauh lagi, diantara aktivitas-aktivitas tersebut membutuhkan keterampilan yang komplek. Jika dilihat dari ilmu okupasi terapi (Saya seorang okupasi terapis) aktivitas tersebut sangat bermanfaat untuk seorang individu. 

Memanah

Memanah adalah aktivitas yang memerlukan atensi konsentrasi tingkat tinggi agar tepat menuju sasaran. Selain itu aktivitas ini memerlukan ketrampilan motorik halus, kuda-kuda (stand) yang kuat untuk motorik kasarnya, kekuatan otot yang adekuat dan lain sebagainya. Seseorang akan tepat sasaran dalam memanah jika semua komponen yang mempengaruhi adekuat. Bahkan perasaan juga ikut terlibat maksud saya instink dan perkiraan arah angin agar mata panah bisa tepat sasaran. Ketrampilan emosi, motorik, kognitif banyak terlibat aktivitas ini. Jika anak diajari aktivitas ini maka perkembangan emosi dan lain sebagainya yang sudah saya sebut diatas akan berkembang dengan baik.

Berenang

Berenang adalah aktivitas yang melibatkan semua anggota gerak. Coba bayangkan jika anggota badan tidak digerakkan selama melakukan aktivitas ini, pasti secara otomatis orang tersebut akan tenggelam. Mau tidak mau tubuh terpaksa harus digerakkan untuk menyesuaikan dirinya di dalam air. Selain itu aktivitas ini juga bagus untuk jantung. Karena semua anggota gerak di gerakkan maka secara otomatis peredaran darah juga lancar sehingga jantung bekerja dengan baik. Mungkin kurikulum yang dibuat sekarang juga mempunyai tujuan yang sama, tapi mereka butuh penelitian dulu dalam menentukan. Maaf-maaf saja, ini kelamaan. Kita sudah diberi contoh oleh Nabi dan tinggal mencontoh saja, ibaratnya copy paste saja beres. Tidak usah repot-repot cari aktivitas yang cocok untuk anak.

Berkuda

Aktivitas ini membutuhkan keberanian. Sudah tidak bicara lagi tentang motorik kasar/ halus. Sudah lewat... Ini butuh rasa percaya diri dan keberanian yang kuat. Sangat komplek keterampilan yang dibutuhkan. Visual persepsi, body space wes... pokoknya sudah tidak layak jika berbicara tetang komponen ketrampilan dalam aktivitas ini. Anak berkebutuhan khusus pun juga harus mencoba. Latih dia sedini mungkin untuk bisa naik kuda. Jika berhasil berarti ia jauh dari kata ABK.

Gulat

Kalau dalam istilah sekarang bisa juga diartikan ilmu bela diri. Pada zaman sekarang banyak sekali ilmu yang mempelajari dan memecahnya menjadi beberapa macam. Ada silat, karate, tae kwon do, sholin kungfu, dan lain sebagainya. Anda sebagai orang tua bisa memilih mana yang sekiranya cocok untuk putra putri Anda. Tidak hanya laki-laki saja, perempuan pun boleh ikut dalam aktivitas ini untuk membela diri kalau-kalau ia diganggu laki-laki jahat. Jika anak sudah masuk dan berlatih kemampuan ini maka rasa percaya dirinya akan bertambah. Karena gerak tubuh yang dilatih dengan sungguh-sungguh akan mematangkan gerak motorik kasarnya. Berdasarkan teori, jika kemampuan motorik anak sudah bagus dan mencapai tahap sempurna maka rasa percaya diri sudah secara otomatis tumbuh dengan sendirinya. Saya pernah merasakan hal semacam ini juga. Waktu itu saya ikut latihan tae kwon do di kampus saya. Meski belajarnya sudah besar, tapi saya merasakan bahwa bertambah rasa PD dalam diri saya.

Begitulah ulasan yang bisa saya uraikan. Menyiapkan generasi yang matang dari segi fisik, ilmu dan kemadirian. Agama ini membutuhkan generasi yang cerdas dan tangguh, maka sebagai orang tua jangan sampai kita mempunyai pikiran yang salah terhadap pendidikan anak di usia dini. Arahkan pada hal-hal yang baik dan pahamkan mereka tentang agama dan cara hidup yang benar. Kenalkan Al-qur'an dan sunnah Nabi. Jika ia dilarang untuk melakukan suatu hal maka tunjukkan dalil larangannya, jika dia dianjurkan untuk melakukan suatu hal tunjukkan dalil anjurannya langsung dari Allah dan Rasul Nya. Begitulah kurang lebihnya pemahaman saya saat ini. Semoga yang sedikit ini memberi manfaat khususnya untuk diri saya pribadi dan pembaca yang budiman.

baca juga : Mencipta Sekolah Impian

No comments:

Post a Comment