body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Wednesday 18 February 2015

Pola Asuh Anak Menentukan Karakternya

Hai Bunda... ketemu lagi dengan saya. Si Penulis blilliant ha ha ha... (maaf memuji diri penghilang bosan dan penat) ehm. maaf itu sisi gelap saya. Oke, kali ini saya akan mengulas tentang pola atau gaya pengasuhan orang tua terhadap anaknya. Ada banyak gaya pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya, dan biasanya itu bersifat turun menurun, kalau tidak ada generasi yang pinter dan mau merubahnya maka akan selamanya sifat atau karakter itu melekat. Yang dikhawatirkan adalah jika pola asuh yang diberikan oleh orang tua bersifat "membunuh" maka sudah secara otomatis anaknya akan menerapkan pola asuh yang sama, anaknya lagi juga begitu terus sampai ada perubahan. Maka pentingnya orang tua khususnya yang masih memiliki anak usia balita mengetahui pola asuh yang baik dan benar sehingga bisa memperbaiki karakter anak di masa mendatang.

Para developmentalis yakin bahwa peran kasih sayang pengasuh (orang tua) terhadap anaknya pada masa-masa awal kehidupan cukup menentukan keberlanjutan kehidupan sosial dan penyesuaian diri anak. Maka mereka mengkategorikan gaya-gaya pengasuhan sehingga dapat memberikan gambaran kepada masyarakat untuk bisa memilih pola asuh yang sesuai dengan yang diinginkan. Keinginan orang tua untuk menjadikan anaknya tumbuh dewasa dan matang secara sosial sering kali menjadi bomerang bagi keduanya (anak dan orang tua). Karena keingan itulah orang tua menjadi merasa tertekan dan frustasi dalam menemukan cara terbaik dalam mengasuh anak-anaknya. Berikut adalah macam-macam pola asuh menurut Diana Baumrind (1971). Maaf ya Bun, seperti kuliah... tapi insyaallah bermanfaat untuk kita.

Pengasuhan Otoriter

Suatu gaya pengasuhan dimana orang tua membatasi, menghukum, dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usahanya. Orang tua menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi cukup kesempatan pada anak untuk berbicara (bermusyawarah). Gaya pengasuhan semacam ini diasosiasikan sebagai inkompetensi sosial anak-anak. Biasanya anak-anak yang menerima pola pengasuhan seperti ini cenderung akan menjadi orang yang sering merasa cemas terhadap perbandingan sosial, gagal memprakarsai kegiatan, dan memiliki ketrampilan komunikasi yang rendah. Menurut salah seorang pakar, menerapkan disiplin awal yang terlalu kasar diasosiasikan dengan agresi anak.

Pengasuhan otoritatif

Suatu gaya pengasuhan dimana orag tua mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. Musyawarah verbal dengan anak bisa dimungkinkan dan orang tua memperlihatkan kehangatan kasih sayang pada anaknya. Gaya pengasuhan semacam ini diasosiasikan sebagai kompetensi sosial anak. Anak-anak yang menerima pola pengasuhan seperti ini cenderung akan menjadi orang yang berkompeten secara sosial, percaya diri, dan bertanggung jawab secara sosial. 

Pengasuhan permasif - indeffrent

Suatu gaya pengasuhan dimana orang tua tidak banyak terlibat dalam kehidupan anak. Pola pengasuhan ini diasosiasikan sebagai inkompetensi sosial khususnya kurangnya pengendalian diri dan kurangnya kemandirian. Anak-anak yang memiliki orang tua dengan gaya pengasuhan semacam ini mengembangkan perasaan bahwa aspek-aspek lain orang tua lebih penting dari pada anak mereka.

Pengasuhan permissive - indulgent

Suatu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap mereka. Pola pengasuhan semacam ini dianggap sebagai inkompetensi sosial khususnya kurang nya pengendalian diri. Orang tua dengan gaya pengasuhan seperti ini membiarkan anak-anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan. Hal ini berakibat anak-anak sulit mengendalikan keinginan dan selalu mengharapkan keinginan mereka dituruti.

Demikian Bunda, beberapa gaya pola asuh bagi anak-anak. Kira-kira Bunda bisa menilai dong... pola asuh mana yang diterapkan pada anak selama ini dan jika kurang baik bisa Bunda tingkatkan (maksudnya menuju kebaikan). Oke, salam sukses dari saya untuk para Bunda Indonesia.

baca juga : Memahami anak berkebutuhan khusus

No comments:

Post a Comment