body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Tuesday 28 April 2015

Memahami Anak Berkebutuhan Khusus


Anak-anak dilahirkan atas kemauan orang tuanya. Jikalau saat dia dilahirkan dia mengalami suatu cacat bawaan memang tidak sepenuhnya dipersalahkan, apalagi tidak diterima oleh orang tuanya. Anak dilahirkan sesuai fitrahnya. Anak berkebutuhan khusus pada dasarnya ingin seperti anak normal pada umumnya. Ia ingin menikmati dunia nya, dunia bermain. Namun ia memiliki kendala dalam sistem syarafnya. Sistem syaraf yang seharusnya berjalan cepat dan bisa terkoordinasi dengan baik terhambat oleh hal-hal tertentu sehingga ia tidak bisa merespon lingkungan sekitar dengan baik. Selain tidak bisa menyerap informasi dari lingkungan dengan lancar, ia juga tidak bisa menanggapi rangsangan dari luar. Hal ini lah yang menyebabkan anak dikatakan berkebutuhan khusus. 

Anak-anak demikian perlu mendapat penanganan khusus untuk bisa kembali seperti anak-anak lainnya. Mereka membutuhkan stimulasi khusus yang dinamakan sentuhan sensori integrasi yang menerapkan prinsip belajar menyerap informasi dari lingkungan dengan media panca indra. Karena dari kelima indra tersebut seseorang bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Namun dalam sistem sensori integrasi masih ada untuk merangsang sensori vestibular dan proprioseptif. 

Para okupasi terapis lebih sering menggunakan sistem Sensori Integrasi atau yang lebih dikenal dengan metode SI untuk memberikan ransangan khusus kepada anak. Anak ABK (Berkebutuhan khusus) jika dibiarkan tumbuh dan berkembang dengan seadanya maka ia akan terlanjur susah untuk dibentuk. Kekuatan melawan dalam dirinya sudah mulai muncul dan orang yang bersinggungan dengan dirinya juga sudah mulai kewalahan, sehingga tidak banyak kemungkinan untuk tersentuh dan dimasukkan informasi-informasi penting yang seharusnya dia dapat. Beda saat telah diketahui seoarang anak berkebutuhan khusus dan segera mendapat tindakan yang tepat maka ia akan terselamatkan, meski tidak bisa 100% seperti anak normal pada umumnya. Yang dipentingkan adalah ia mampu merawat dirinya dengan baik dan bisa menemukan arti hidupnya. Intinya hidupnya akan menjadi lebih berkwalitas dari pada sekadar duduk dan mengurung diri di kamar tanpa melakukan suatu apapun. Ia dilahirkan di dunia seakan tidak ada arti dan fungsinya sama sekali, terlalu sayang bukan?? siapa yang akan mengajarkan dia sebuah makna kalau bukan orang tuanya sendiri?

Baca juga di : Istri sebagai juru kunci

Untuk mencegah adanya ketidaknormalan pada anak saat dia lahir memang perlu kita upayakan. Memang semua kejadian adalah kuasa Allah, tapi adanya takdir sudah sebelumnya diawali dengan hukum sunatullah (sebab akibat). Terjadinya anak ABK kebanyakan disebabkan karena terjadi kesalahan sewaktu hamil. Sebetulnya tidak hanya waktu hamil saja, tapi saat proses kelahiran atau pasca kelahiran bayi. Kesemuanya itu bisa menjadi penyebab anak mengalami hendaya atau kecacatan fisik dan atau mental. Maka bersyukurlah kita yang mempunyai anak sampai saat ini sehat dan sukur-sukur cerdas. Karena ia telah menempuh perjalanan yang panjang dan berbahaya, diluar banyak bakteri dan virus membahayakan yang bisa menyerang kapan saja. Sebagai upaya agar kondisi kesehatan keluarga tetap terjaga, maka kita harus memperhatikan pola makan dan mendidiknya agar paham dan tidak melakukan hal-hal yang membahayakan. Disinilah tugas ibu.
Sewaktu hamil ibu juga menjaga kondisinya agar tetap sehat, menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit, dsb.
Saat anak sudah terlahir dan tumbuh, maka kitalah (orang tuanya) yang menjadi panutan, harapan dan penjaga baginya. Sudah menjadi tugas orang tua untuk membesarkan dengan kasih sayang dan mendidiknya serta mengantarkannya menjadi pribadi yang percaya diri dan berguna. Anak adalah titipan Sang Maha Pencipta, kapanpun Dia mau mengambilnya maka bukan hak kita untuk tetap mempertahankan. Tugas kita hanyalah mendidiknya dengan penuh kasih sayang. Bagaimana dengan anak berkebutuhan khusus? sama, ia juga butuh kasih sayang. Nah, salah satu wujud kasih sayang itu adalah mengajari dia untuk bisa hidup mandiri dan mampu menemukan arti hidupnya. Untuk apa ia seorang manusia dilahirkan di dunia ini jika tidak bisa memberi manfaat apapun minimal manfaat untuk dirinya sendiri, bisa mengurus dirinya sendiri. Nah, inilah tugas orang tua, terutama ibu. Ajari anak untuk bisa mandiri, tentunya sesuai dengan kemampuan usianya saat itu.
Kenapa anak rewel dan terkadang membuat kesabaran kita termakan habis oleh nafsu? Saat anak rewel dan tidak puas dengan apa yang dilakukan orang tua, pasti ada sesuatu yang salah. Anak tidak bisa disalahkan, karena pikirannya belum mampu dan belum sampai. Ia tidak tahu resiko apa yang akan terjadi dibalik permintaannya, karena ia belum bisa berfikir panjang layaknya orang tuanya. Menanggapi demikian, hendaknya orang tua yang mengalah dan berusaha memahami anak tanpa menimbulkan kekerasan apalagi dampak trauma. Hal demikian jika seorang ibu tidak bergelut dengannya setiap hari, maka ibu nya sekalipun tidak mengetahui sifat anak tersebut. Ketidaksinkronan ini menyebabkan orang tua tidak sabar akan keinginan anak yang mempunyai akal pendek tersebut. Peran orang tua yang seharusnya mengerti kebutuhan anak, mengajarkan hal-hal penting kepada anak menjadi kabur dan terkadang malah memberikan kesan buruk bagi Si anak. Ini dikarenakan ketidakdekatan antara anak dengan orang tuanya. Maka perlulah orang tua memahamkan dirinya tentang tujuan hidupnya. Tujuan berkeluarga untuk mencetak generasi yang baik, generasi unggulan, jika Sang pendidik tidak melaksanakan perannya dengan baik maka anaknya juga kurang baik. Akhlaqnya tidak terbentuk dan pribadinya lemah. 
Dalam artikel ini saya menekankan akan pentingnya kedekatan antara anak dengan orang tuanya. Karena berawal dari kedekatan inilah orang tua akan mudah memahami anaknya, pentingnya jika suatu saat anak mengalami masalah orang tua, orang yang paling dekat dengan anaknya inilah yang bisa memberi harapan, memberi motivasi, memberi rasa aman dan bahkan menunjukkan jalan keluar bagi anaknya. 
Dan yang paling penting, kita wajib terus menerus berdoa pada Allah untuk selalu menjaga kita agar tetap sehat dan dijauhkan dari penyakit. Ketahuilah bahwa manusia itu sangat lemah, kapan lagi kita akan meminta keselamatan kalau tidak sekarang, mumpung masih dikasih kesempatan untuk meminta dengan dengan baik pada Allah SWT. Tidak kita lupakan untuk selalu berdoa, berusaha dan bertawakkal, menyerahkan semuanya pada Allah atas usaha kita.

baca juga : Blighted ovum

No comments:

Post a Comment