body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Wednesday 15 April 2015

Kebahagiaan Seseorang

Terkadang seseorang tidak bisa mengungkapkan isi hatinya. Ia hanya mampu mengungkapkan dengan tulisan sebagai luapan perasaan yang sedang menggandrunginya. Jika seseorang tiba-tiba ingin menangis tanpa sebab atau hanya sebab sepele yang biasanya tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan, suatu hari ia ingin memperpanjang konflik kecil tersebut. Ia tidak tahu perasaan apa yang membuatnya demikian, apa karena hormon estrogen yang terlalu tinggi hingga menyebabkan gangguan emosi yang labil atau karena faktor lain. Yang jelas, menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dalam hati seseorang tersebut.
Ukuran apa yang menjadikan seseorang merasa bahagia selama menjalani kehidupan di dunia ini? Apa yang ia takutkan hingga rasa takutnya bisa menjadi kontrol dalam setiap
gejolak perasaannya? Ada seseorang yang menginginkan orang terdekatnya merasa bahagia, terutama bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Masih banyak masalah yang musti beliau hadapi dalam kehidupannya. Apa yang menjadikan keduanya bahagia ingin ia penuhi. Perasaan ini muncul saat posisi jauh dari keduanya. Ia mengingat semua kebaikan yang pernah diberikan padanya, namun jika memang jarak tidak memisahkan mereka maka ia akan kembali seperti biasa, tidak memperhatikan satu sama lain dan memperbesar tameng rasa sungkan akibat tidak lazimnya sebuah tindakan yang sudah menjamur di dalam adat masyarakat setempat.
Ukuran kebahagiaan nya jika kedua orang tuanya bahagia dan ia tidak hutang dalam bentuk apapun terhadap kedua orang tuanya. Sedang orang tuanya rela berbuat apapun untuk kebahagiaan anaknya tersebut, bisa dibilang keduanya ingin membahagiakan satu sama lain. Namun batas diantara keduanya adalah agama. Semuanya diatur secara adil dan berdasarkan kebenaran mutlak dari Sang pencipta. Dalam rangka membahagiakan satu sama lain agama sudah mengaturnya, sudah ditetapkan dalam sebuah kitab yang mengandung mukjizat, mereka tidak bisa membahagiakan satu sama lain dengan caranya sendiri, sekali lagi semua sudah diatur. Ada ilmu yang menuntun mereka untuk bisa meraih kebahagiaan tersebut.
Seorang wanita, apa yang berarti dalam hidupnya. Ini sudah sering diperbincangkan dikalangan para ustadz dan ustadzah. Jika seorang wanita menginginkan suatu kebahagiaan terhadap kedua orang tuanya, cukup ia mengabdikan diri dengan sepenuh hati kepada suaminya. orang tua akan merasa bersalah jika anak gadisnya tidak sesuai harapannya. Bahagia disini berdasarkan ketetapan Allah, sebagai Tuhan manusia.
Apakah dengan banyaknya harta kita akan merasa bahagia? Saat ini dalam kondisi susah, seakan membayangkan seandainya banyak harta dan fasilitas kehidupan pasti akan merasa bahagia. Batas kebahagiaan seseorang adalah relatif. Masing-masing ditentukan oleh dirinya sendiri. Jika ia menempuh jalan yang ditetapkan Allah, yaitu jalan kebenaran maka ia akan bahagia. Semuanya butuh ilmu, baik saat berhubungan dengan manusia ataupun dalam hubungannya terhadap penciptanya.
Kebahagiaan itu bisa dilihat dari hati yang bersyukur, tidak selalu melihat ke atas dan juga tidak selalu melihat ke bawah. Kebahagiaan itu ada dalam hati masing-masing. Jika seorang wanita ingin membahagiakan orang tuanya maka jalan yang ia tempuh adalah harus mentaati suaminya selama benar, inilah jalan satu-satunya bagi seorang wanita. Teori demikian sudah diatur dalam ajaran Islam. Selama seorang istri patuh pada suaminya, dan suaminya ridlo akan istrinya maka selama itu pula Allah menjamin kebahagiaan hakiki seorang ayah. Itu menunjukkan tingkat kesusksesan seorang ayah dalam mendidik anak perempuannya.
Kebanyakan kalangan umat Islam di Indonesia, tidak banyak mengetahui hal demikian. Mereka membesarkan anak perempuannya dengan tujuan hidup bahagia dengan cara bisa kerja dan mendapat upah yang tinggi sehingga hidupnya bahagia dan sejahtera. Sekali-kali bukan demikian. Yang ingin saya tekankan disini adalah, kebahagiaan seseorang di dunia ini ada batasnya. Sebesar apapun kita mau membahagiaan seseorang yang kita cintai maka Tuhan lah yang telah menggariskan batas kebahagiaannya. Artinya, sejauh orang tersebut mampu membuat dirinya bahagia, tentu dengan ilmu hidup yang ia miliki. Semua ketetapan sudah dibuat oleh Allah, jika seorang menempuh jalan A maka ia juga akan sampai pada tempat A, jika ia menempuh suatu jalan yang membawanya bahagia maka ia juga pasti akan merasakan bahagia, begitu dan sebaliknya. Jadi semua tergantung usaha masing-masing untuk membuat dirinya merasa bahagia. Yang bisa kita lakukan hanyalah memahami peran kita dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan diri sendiri jika ingin membahagiakan seseorang yang kita sayangi. Kebahagiaan hakiki hanya ada di akhirat, kehidupan sesudah mati. tanamkan rasa syukur dalam hati, maksimalkan peran dan memulai sesuatu yang bermanfaat dari sekarang.
Semoga kita tergolong orang-orang yang mendapat kebahagiaan, baik di dunia dan di akhirat. amiin.

baca juga : Arti sebuah nama

No comments:

Post a Comment