body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Friday 24 April 2015

Memahami Usaha Kecil

Banyak usaha kecil bertahun-tahun tak juga bisa berkembang. Pemiliknya adalah orang-orang yang sukses memulai usaha, tetapi belum berhasil mengelolanya. Setelah memulai usaha, segeralah belajar mengelolanya agar bisa berkembang. Ketika Anda membaca artikel tentang bagaimana memulai dan mengelola usaha atau bisnis kecil, mungkin Anda membayangkan bahwa usaha kecil yang dimaksud adalah usaha skala rumah tangga. Ini adalah cara pandang dari kebanyakan masyarakat bahwa yang dimaksud kecil adalah usaha semacam menjual mi rebus yang mangkal di dekat perkantoran atau di komplek perumahan, penjual sayur dengan menggunakan gerobak yang setiap hari lewat didepan rumah. Bisa juga pedangang mainan anak-anak di depan sekolah dasar, toko sembako pedagang mie ayam, bubur ayam, dsb. Yang disebutkan tersebut adalah hampir semua merupakan usaha perorangan yang berkembang di setiap sudut perkotaan.


Mereka mempunyai semangat kerja yang luar biasa untuk mendapatkan penghasilan yang memadai. Mereka rela berdagang bertahun-tahun pada malam hari demi menghidupi keluarganya, sebagian mereka bahkan sudah menekuni usaha sekitar 30 tahun.
Tidak sedikit orang, bisa jadi Anda salah satu diantaranya yang selalu berfikir bahwa memulai usaha yang harus disiapkan adalah dana puluhan juta.  Sepuluh juta untuk sewa kantor, serta sekian juta untuk gaji karyawan. Apabila demikian yang harus Anda siapkan, niscaya Puspo Wardoyo tidak akan memiliki rumah makan ayam bakar wong solo yang kini tersebar jaringannya di berbagai kota. Pemilik ayam bakar wong solo itu memulai usahanya dengan kios sederhana. 

Setelah Memulai, Belajarlah Mengelola Usaha

Keberhasilan memulai usaha bukanlah keberhasilan yang sesungguhnya. Bahkan, meskipun pada tahun-tahun pertama usaha Anda berkembang secara cemerlang, mungkin tak akan serta merta usaha Anda sudah sukses 100%. Banyak perusahaan yang berkembang secara pesat namun sistemnya belum siap menopang hingga kemudian terjadi konflik perebutan harta dan akhirnya ditutup karena perselisihan.
Tanda-tanda kehidupan adalah pertumbuhan dan perkembangan. Perusahaan yang hidup harus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Usaha yang hidup akan terus tumbuh dari segi skala usaha dan berkembang dari sisi kemampuannya merespon perkembangan di sekitarya. Untuk selanjutnya nantikan artikel selanjutnya, Memulai dari Cita-cita Bukan Modal.

Cara Berfikir Akan Berpengaruh

Memulai suatu usaha atau bisnis tidaklah serumit yang dibayangkan banyak orang. Banyak orang ingin selalu sempurna sehingga mempersiapkan sesuatu secara berlebihan. Padahal, banyak orang memulai usaha dengan sangat sederhana. Seorang pakar bisnis pun juga tidak memulai bisnisnya seperti teori yang telah diajarkan di kampus. Seorang Wan M Hasim pemilik ToySmart ketika memulai bisnisnya ia masih bekerja di sebuah perusahaan. Ia hanya memanfaatkan momen tahun ajaran baru dimana banyak anak sekolah butuh buku. Ia menggunakan garasi yang tidak terpakai untuk membuka kios dadakan dengan modal hanya 500.000. Dari situ terjadi transaksi yang cukup baik, sampai akhirnya menjadi toko "beneran". Toko Nada, namanya. Toko ini dikenal sebagai toko alat tulis. Dari toko alat tulis ini banyak permintaan mainan anak-anak. Permintaan konsumen akan mainan anak-anak yang kemudian berkembang dengan nama ToySmart.

Banyak orang memulai dengan persiapan yang sangat matang, tapi justru di tengah jalan tak punya napas panjang dan akhirnya tutup. Persiapan modal yang cukup, surat ijin yang lengkap, menyewa tenaga sarjana, hampir tak ada gunanya. Sebaliknya, mereka yang bisa dikatakan tidak punya apa-apa malah bisa berjalan dan maju.

Kata orang bijak, miskin adalah modal untuk kaya. Tidak punya modal adalah modal untuk memiliki modal. Pertanyaannya, apa yang sebenarnya membuat orang bisa dengan tegas bisa memutuskan untuk memulai usaha? Salah satunya karena kepepet (terdesak). Orang-orang perantau pada umunya punya daya tahan yang tinggi dalam mengarungi kehidupan. Hal ini dikarenakan diperantauan mereka terjepit. Mereka tidak bisa makan jika tidak bekerja keras. Mereka sejak dari kampung sudah mengemban cita-cita bahwa hidup mereka harus lebih baik dibanding teman di kampung. Suasana dan cita-cita yang kuat itulah yang mendorong mereka sukses.

baca juga : Bekerjalah dan jangan meminta-minta

No comments:

Post a Comment