body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Wednesday 4 February 2015

Menciptakan Kurikulum untuk Anak

Hai para ibu cerdas, sudahkah Anda membuat kurikulum untuk anak Anda? Saya akan mengulas beberapa hal penting yang mungkin bisa menjadi referensi bagi para ibu dan mama sekalian. Jika Anda mempunyai anak usia pra TK (usia 3 - 4 tahun) dan usia masuk TK (5-6 tahun) maka sebaiknya Ibu menyiapkan kurikulum pribadi untuk buah hati Anda. Mengapa ini perlu? karena belum tentu setiap sekolah memiliki kurikulum sesuai dengan yang diharapkan Ibu ibu sekalian. Berikut yang akan saya ulas pertama kali adalah kurikulum untuk usia 3 - 4 tahun, usia PAUD.
Materi yang diajarkan hendaknya mencakup komponen dibawah ini :
  1. Gross motor (motorik kasar)
  2. Fine motor (motorik halus)
  3. Body Space (Mengenal anggota tubuh)
  4. Visual prosessing 
  5. Kognitif
  6. Kedisiplinan
Nah, dari beberapa komponen diatas akan kami jabarkan satu per satu. 

Gross motor / motorik kasar

Dalam masa pertumbuhan, anak usia dini harus mampu menguasai kemampuan motorik kasar di usianya, seperti merangkak dengan benar, berlutut, berdiri dengan tegak, berjalan dengan benar, berlari, melompat, dsb. Jika anak belum begitu bisa maka tugas ibu memperhatikan lalu melatihnya. Nah, bagaimana cara melatihnya? salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dengan diajak main ke lapangan atau halaman rumah yang agak luas, ajari dia melompat, berlari, menendang bola, menangkap bola atau bahkan berjalan pada satu garis lurus. Mungkin ibu bisa mendesainnya sebagaimana sebuah game atau permainan yang sudah dirancang untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Belum tentu anak langsung bisa, tetap ajak dan motivasi dia agar mau melakukan sesuai dengan apa yang diinginkan ibu. Beri contoh sekalian beri instruksi dengan jelas. Itu salah satu contoh Ibu... berikutnya,

Fine motor / motorik halus

Saat anak usia 3 / 4 tahun, mungkin ada beberapa diantaranya yang belum bisa memegang pensil dengan benar, ini tugas ibu guru dan tak ketinggalan juga tugas ibu. Seharusnya anak usia 2,5 tahun sudah bisa memegang pensil dengan benar, jika anak ibu belum bisa memegang dengan benar, maka harus diwaspadai dan ekstra perhatian untuk anaknya. Latihannya bukan anak disuruh memegang pensil terus... tapi lebih kepada ketrampilan motorik halusnya, koordinasi bilateral, fungsi tangan, dexterity (memanipulasi benda kecil), kontrol otot, dan masih banyak lagi komponen yang perlu dilihat. Kebanyakan ibu guru PAUD atau TK kurang memperhatikan masalah ini, karena banyak anak yang harus mereka ajari dan bantu untuk menyelesaikan tugas masing-masing, sehingga mau tidak mau untuk mengejar ketertinggalan ini, perlunya ibu mengajarinya dirumah. Jika memang ternyata ibu ada kesulitan dalam menangani anaknya, Ibu bisa konsultasikan kepada ahlinya. Ibu bisa konsultasi ke okupasi terapis mengenai masalah yang dihadapi anak ibu.

Body Space / mengetahui anggota tubuh

Anak harus tahu tentang tubuh mereka, mengenal anggota tubuh dan fungsinya. Ini salah satu pengetahuan yang harus dia ketahui. mengenal dirinya sendiri. Nah, tentunya mudahkan Bu untuk mengajarkan anak tentang anggota tubuhnya? ajarkan setahap demi setahap, satu demi  satu agar dia mudah mengingatnya. Setelah tahu semua baru diajarkan fungsinya.

Visul Prosessing 

Mungkin kata-kata ini terdengar asing ditelinga ibu sekalian, ya tidak apa-apa sebagai pengetahuan bagi Anda bahwa anak harus memiliki kemampuan visual yang baik saat akan memasuki dunia sekolah, jika tidak maka ia akan tersisih dan muncul rasa tidak PD dalam dirinya. Wah... banyak ya yang musti diperhatikan ibu terhadap anaknya. Ibu dirumah bisa mengajarkan tentang macam-macam bentuk, ukuran, warna, angka (tentunya sesuai kemampuanya dulu 1-5 terus ditingkatkan lagi kalau dia sudah hafal dan tahu), visual dicrimination (kemampuan membedakan diantara 2 benda yang mungkin terlihat sama), kemampuan persepsinya, dsb. Tidak perlu pusing ya ibu, cukup ibu mengajarkan yang diketahui dari ulasan tersebut insyaAllah sudah mewakili.

Kognitif

Tentu pernah dengar ya ibu, kemampuan kognitif yang seperti apa sih? kemampuan kognitif ada beberapa jenis, diantaranya memori (daya ingat), problem solving (kemampuan meyelesaikan masalah), mengkopi, mengidentifikasi, dan berimajinasi. Nah, dari beberapa komponen ini bisa ibu kembangkan, putra Ibu bisa diajari banyak hafalan untuk meningkatkan kemampuan mengingatnya. Mungkin bisa menghafal surat-surat pendek, doa-doa harian, hadits yang pendek, maqolah, bahasa inggris, bahasa arab dan mengenal huruf-huruf hijaiyah dengan membaca iqro'. Ibu bisa mengembangkannyaa dan menyesuaikan dengan waktu ataupun jadwal yang sudah Anda buat.
Kedisiplinan
Komponen terakhir ini menyangkut kebiasaan yang diterapkan di sebuah keluarga, bukan lagi menyangkut pribadi anak. Ini tergantung dari ibu yang mensetting anak agar menjadi diri yang disiplin. Mulai dari bangun tidur apa yang musti ia kerjakan, dan lain sebagainya. Mungkin tidak terlalu banyak aktivitas yang akan ia kerjakan layaknya orang dewasa. Iya, karena dunianya, produktivitasnya hanya bermain. Namun demikian, ada waktu waktu tertentu yang musti ibu haruskan bagi dia untuk melakukannya. Seperti tidur siang, makan siang-malam, minum susu, belajar, mengaji, dsb. 
Hff... oke Ibu-ibu sekian dulu ulasan mengenai kurikulum pribadi khusus Anda ciptakan untuk anak Anda. semoga bermanfaat. 

Salam hangat dan sukses dari saya ;)

No comments:

Post a Comment